Novel Adikku Kekasihku Part18

"ya udah gw pulang dulu dik, makasih ya
hpnya" lari menuju motornya

"iya... ehh rin jangan tergesa gesa dijalan
loe" teriak gw

"okee" jawabnya

"hah... dasar ceroboh" pikir gw




kemudian gw menemui winda,

"Ndaa... lagi apa loe?" mengetuk pintu kamarnya

"........"

"gw masuk ya?" membuka pintu

Hah, ternyata winda tidur...
padahal gw mau tanya apa yang terjadi sebenarnya,
ngak biasanya winda bete kaya gitu...

gw lihat mukanya yang begitu polos dalam tidurnya,



malamnya sekitar pukul 9 winda membangunkan gw...

"dik... dikaa..."

"heemmh, yaa... kenapa ndaa?"

"gw ngak bisa tidur?"

"kenapa?"

"tadi siang gw udah cukup tertidur, malam ini jadi ngak ngantuk"

"hmm, terus?"

"gw laper..."

"kalo laper makan..."

"temenin gw makan diluar, dirumah nga ada makanan"

"jam berapa sih ni?"

"baru juga jam 9, lagian ini kan malem minggu besok ngak sekolah tenang aja"

"zzZzz"

"ihh dika ayo bangun..."

"emmhh.. gw ngantuk nda..."

"ayolah... sekali ini aja?"

"makan mie instan aja gimana?"

"nga mau"

"loe mau makan apa sih"

"mie ayam?"

"ya udah ayuk..."

kamipun keluar menuju warung mie ayam yang tidak jauh dari rumah...

"pak... mie 2 ya?"
pesan gw

"oke..."

kebetulan warung mie ayam itu sedang ramai,
kebanyakan adalah penghuni kost diseberang jalan.

begitu gw dan winda datang, semua orang melihat kami..
entahlah... mungkin dikira kami pacaran,

tempat duduknya hanya tersisa disebelah cewe dan cowo yang sedang makan.

"permisi..." kata gw

lalu cowo itu menggeser badanya..

"setelah 5 menit menunggu, mie ayam itupun datang kemeja kita..

"tehnya dua ya pak" tambah gw

"dik.. ambilin sambel donk" perintah winda

"nih... jangan banyak banyak,"

"hallah... cabe gini aja mah nga pedes" memasukkan 2 sendok sambal kemangkuknya.

"......."

lalu kita santap mie ayam itu,

"gimana... pedes kan?"

"host...host... ngapapa,"

"loe doyan apa laper nda?"

"laper gw dik, haha kenapa? gw rakus ya?"

"engak juga.."

"btw tadi loe kenapa? katanya bete"

"hmm.. enggak kok ngapapa..."

"cerita aja nda.."

"ngakpapa kok"

"....."


"nih mie siapa yang bayar ya?"
lanjut gw


"ya elolah..."

"loh kok gw? yang ngajak siapa?"

"gw"

"terus kenapa gw yang bayar?"

"yaa kan elo mau, gw mah ngajak doang.."

"gw ngak mau, cuma dipaksa elo"

"jadi ngak ikhlas nih?"

"haaah... iya iya gw ikhlas deh."

"kok dari omonganya seakan akan ngak tulus ya?"

"winda, gw ikhlas kok nemenin elo makan..." senyum

"jangan dipaksa..."

"aaahh.. bodo ahh,"

"terus gimana nih keputusanya, yang bayar siapa?" tanya winda

"ya elo lah..."

"kok gw?"

"elo kan kakak"

"hiss... ya udah ya udah! iya gw yang bayar"
gw males debat lagi sama winda, pasti gw yang kalah.

"yang ikhlas..." ucap winda


"yang sabar mas...." potong seorang cowo disebelah gw

"........"



setelah selesai makan lalu dengan berat hati gw bayar tuh mie ayam.

"udah kenyang" tanya gw

"daah..."

"tuh wajah loe keringetan, loe kepedesan kan?"

"hehe iya sih..."

"ehh kita ketaman dulu yuk?"
lanjutnya

"ngapain ini udah malem..."

"emang loe udah ngantuk ya baru jam segini, lagian loe baru makan
pedes masa ngantuk sih"

"emang mau ngapain, kaya ngak pernah ketaman aja..."

"yaa duduk duduk disana... rame,"

"males ah.."

"aah elo mah gitu,"

"pulang aja yuuk?"

"nga mau"

"......."

"gw pengen ketaman!"

"........"

"ayolah... sekali ini aja"

"ya udah, iya!"



Deru sungai didekat taman menjadi musik alam,
dipadukan dengan titik titik cahaya dilangit selatan yang begitu menawan.
membangkitkan sebuah lamunan...
indahnya suasana malam!

"gimana... tempat ini asik kan kalo malem?"

"iya juga sih"

"ehh... dik,"

"iya nda? kenapa?"

"loe percaya ngak, kalau ada bintang jatuh, lalu kita membuat harapan,
maka harapan itu akan terkabul"

"hmm, enggak?"

"kenapa?"

"harapan itu akan terwujud kalau kita berdoa, bukan mengharap kepada
bintang jatuh"

"gitu ya... emangnya kenapa ya kok bintang bisa jatuh?"

"hahaha... yang dikatakan sebagai bintang jatuh itu bukan berarti
sebuah bintang yang jatuh, bisa saja aktivitas meteorit, atau yang
lainya."

"ohh..."

"eh loe tau ngak, mungkin saja bintang itu sekarang sudah padam"
menunjuk sebuah bintang yang redup

"loh, kenapa bintang itukan masih memancarkan cahaya?"

"cahaya itu juga memiliki kecepatan untuk merambat nda, jadi cahaya
dari bintang yang sekarang kita lihat adalah citra bintang itu dari
masa lalu.
ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan tahun yang lalu."

"ooohh... jadi mungkin bintang itu sudah padam ya?"

"iya," tersenyum

"hmm... kalo gitu matahari kita juga bisa padam dong?"

"ya bisalah"

"oooh, tapi kok nga padam padam ya?"

"bahan bakarnya belum habis... prosesnya lama kali"

"jadi gimana donk kalo matahari padam?"

"mungkin waktu itu kita udah nga ada deh?"




"ehh loe liat bintang yang paling terang itu ngak?"
menunjuk sebuah bintang yang paling terang,

"kemungkinan kalo itu planet deh" jawab gw

"lho kok planet? planet kan hanya memantulkan cahaya dari matahari,
masa bisa terang gitu"

"ya bisalah... malah yang terang terang itu biasanya adalah planet"

"ohhh... loe pinter juga ya ternyata?"

"ahh ngak juga, gw cuma tau sedikit aja nda"

No comments:

Post a Comment