Chapter 3 Penjaga Toilet Malam

Mata gw udah berat banget
perlahan gw tertidur
hingga gw sadari tubuh gw kembali diguncang...

"Dikaaa...ayo bangun, dikaaaa" winda membangunkan gw

"apa'aan..." jawab gw males karna masih sangat ngantuk

"gw mau kekamar kecil"

"terus"

"anterin" rengek winda masih mengguncang tubuh gw

"zzZzz"

"mau bangun nggak!"

"ZzZzzz"

"............."

tiba tiba winda mencubit lengan gw dengan sekuat tenaganya
sontak gw terbangun dengan kepala pusing karna kaget bangun tidur

"aduuh duh... Iya iya gw bangun"
memegangi lengan gw, sepertinya menghitam dicubit sekuat tenaga

"ya udah cepet!"

"hoaaaaaaah" gw menguap lalu mata gw yang berat mengalahkan gw,
brukk... Kembali gw ke posisi tidur

"ya udah gw buang air disini aja"

"ya udah sana, gw mau liat"


PLAAKKKKK

sebuah tamparan mendarat dipipi kiri gw, belum sakit yang gw rasain di
lengan gw yang masih terasa... Kini ditambah dengan tamparan keras
dipipi gw,
lengkap sudah penderitaan gw.

"iya iya gw bangun!" jawab gw sewot memegangi pipi gw

"........." melototi gw dibalik kacamatanya,

"kenapa sih loe nggak..."

belum selesai gw ngomong kembali lagi winda mencubit lengan gw tanpa
sepatah katapun

"adahh... Dahh... Iya iya gw anterin, lepasin"

".........." melepas cubitanya

"........." gw menggosok gosok lengan gw, sepertinya lebam.


Lalu gw anter tuh nenek lampir tengah malem mau boker,



"Ndaaa... Lama amat loe? Gw ngantuk nih" teriak gw ke winda yang
sedang bertapa di dalam pintu itu

"Diem loe!" jawabnya

gw cuma cengar cengir bersandar di dinding membayangkan apa yang
sedang terjadi didalam sana..
"Mungkin gara gara bakso tadi" pikir gw

"gw tidur yaaa?" teriak gw

"awas aja kalo loe berani pergi" ancam winda dari pertapaanya

"..........." gw cuma diem

"dikaa?"

"............"

"dikaaa"

"..........."

"nggak lucu ah!"

"..........."

gw mulai menghitung...

Lima

empat

tiga

duaa


"Klik" pintu itu terbuka!
Gw yang dari tadi cengar cengir memandangi pintu itu dihampiri winda

"Nggak lucu"

PLAKKKK

tamparan kedua sukses mendarat dipipi kiri gw

"galak amat loe" menggosok gosok pipi gw

"makanya jangan bercandaaaaa!!!!" kata winda geregetan

"iya iya..."

"gw mau kekamar kecil lagi, kalo loe mau selamet jangan bercanda!"
ancam winda dengan jari telunjuknya yang diacungkan ke wajah gw

"he eh, ya udah sih sana masuk aja nggak usah melotot gitu" jawab gw


lalu dia masuk kedalam lagi buat nerusin semedinya


"Pfffffft" gw berusaha menahan tawa gw




"nda lama amat loe" kembali gw menggodanya

"APA!!!" teriak winda dari dalam

"........."

hampir lumutan gw nungguin winda semedi,
mungkin kalo dalam film spongebob ada keterangan gini,
"satu jam kemudian"

terus gw disorot kamera sambil mondar mandir nungguin winda

"dua jam kemudian"

"saking lamanya sampai sampai dika jenggotan"

haha, oke lanjut ke cerita!




"Udah selesai loe" melihat winda yang baru keluar dari kamar kecil

"........." menarik tangan gw kekamar

gw melangkah kekamar dengan cepat karna ditarik tarik,
sekilas gw liat ada yang mengganjal...
Rok winda terselip keatas,

"ndaa"

"apa lagii!!!"

"rok loe tuh, benerin"
gw meliriknya

tanpa mengatakan sesuatu, sesegera mungkin dia menurunkan rok yang
tersangkut dipinggangnya...
Lalu kembali berjalan terburu buru ke kamar.

Gw cuma nyengir aja liatnya

"loe masih takut ya" tanya gw baik baik

"........."




"nda"

"hem"

"nggapapa loe tidur aja sana gw tungguin loe sampe tidur" gw menyeduh
kopi dengan air dispenser yang lupa gw matiin

".........."

"........."

"gw nggak bisa tidur!" terlihat wajah winda yang kesal.

"kenapa?" tanya gw mencabut colokan dispenser itu

"ini semua gara gara elo, jangan pura pura bego deh!" cecar winda menanggapi gw

"ya maaf deh, gw kira loe suka film horror..."

"........"

"ya udah sekarang loe tidur, besok sekolah" nasihat gw sembari
menyeruput kopi hitam

"nggak bisaa," jawab winda gelisah

"ya udah gw tungguin loe sampe tidur" tawar gw

".........." dia cuma diem,

gw duduk dipinggir ranjang gw menghabiskan sisa kopi yang gw buat...

Sruuuuup
"aaahhh..."

diluar begitu cerah, terlihat dari terangnya bintang langit selatan
yang sedang berdansa...
Menari mengikuti tempo lagu yang dibawakan oleh pemain tak nampak.
Membawa kesejukan dihati,
Gw harap...
Besok mentari akan memberi harapan baru
untuk dua jiwa yang tak bisa akur ini
Pengen gw seperti anak anak lain,
bisa mengajak adiknya bercanda,
minum teh bersama..

"Gw janji, gw akan merubah sifat jelek loe nda" gumam gw dalam hati


kopi yang gw minum tinggal tersisa ampasnya
masih terduduk di pinggir ranjang gw,
melihat winda sepertinya sudah tertidur...
Mukanya begitu polos,
wajahnya terlihat lebih bersahabat ketika dia tertidur...

Gw menutupinya dengan selimut, dan gw melanjutkan tidur gw yang tertunda.

No comments:

Post a Comment