Novel Adikku Kekasihku Part19

Sejuknya angin malam
terasa damai dalam hati

setiap detik, setiap denyut nadiku ketika bersamamu.



Perasaan itu datang lagi...


Tidakah itu menyakitkan?


Ketika kau mencintai adikmu,

Lupakan!

Kau tak akan mengerti...

Karna kau hanya menyayangi adikmu,
sedang aku ingin memiliki winda seutuhnya.

kucoba tuk menghindari itu,
dan itu sangat menyiksa
rasanya seperti terbunuh beberapa kali ketika aku mencobanya.

ketika cintamu tak bisa kau katakan...
Cintamu yang terlarang akan membunuhmu secara perlahan.





Malam itu winda terus menghujani gw dengan pertanyaan kosmologi,
hingga pada akhirnya dia lelah.


"apa loe ngantuk"

"......." mengangguk

"pulang yuk"

"yuk" menggandeng tangan gw

sesampainya dirumah winda langsung tidur..
Sementara kepala gw masih memikirkan winda,

duduk dibawah jendela
berusaha mengendalikan perasaan itu.

"kenapa harus winda...
Kenapa dia harus menjadi adik gw,
apakah gw kakak yang baik?
Ngak.. Itu cuma perasaan sayang seorang kakak terhadap adiknya,
itu bukan cinta." pikir gw


hampir semalaman gw mikirin hal itu


Esoknya arina sms,

"dik loe ada kerjaan ngak hari ini"

"ngak ada..." jawab gw

"jalan yuk?"

"kemana?"

"kemana aja..."

"loh kok gitu"

"gw lagi males dirumah"

"kenapa"

"ya males aja.."


kebetulan hari ini gw juga males dirumah, bawa'anya mikirin winda mulu.

"ya udah gw kesitu..."

"sip, gw tungguin"


lalu gw langsung kerumah arina,

"assalammualaikum? Rinn"

seorang laki laki membukakan pintu,

"arinanya ada kak?"

"Riiiiin..." teriak kakak itu memanggil arina

"iyaa kak..." terdengar suara arina dari dalam

"ada temen loe niih" kembali kakak itu berteriak

"ya udah duduk dulu sini.." lanjut kakak itu menyuruh gw duduk

"......" gw tersenyum

tak lama setelah itu arina keluar,
pagi itu gw lihat dia sangat cantik...

Dengan rabutnya yang dibiarkan terurai, lesung pipinya tetap akrab
dengan senyuman...
Ditambah baju birunya tertata rapi, memegangi tali tas yang terikat
dengan pundaknya.

Tersenyum kepadaku.

"udah siap?" tanya gw

"yuk..."

"Kak aris, arin jalan dulu ya"

"yaaa... Jangan malam malam pulangnya"

"beress"

lalu gw nyalain motor gw,
dan kitapun jalan...

"mau kemana rin?"

"loe sendiri pengenya kemana"

"gw terserah loe aja deh"

"emm... Ehh katanya loe mau ngajakin gw kerumah mama loe"

"sekarang?"

"tahun depan, ya iyalah sekarang, loe kan udah janji"

"oke deh.. Btw lo kok wangi amat ya"

"masa sih, hehe"

"kayak mau kondangan ajah"

"ishh, gw mah kalo kekondangan nga pernah pake wangi wangian"

"ehh tapi gimana kalo dijalan ada polisi ntar"

"ahh tenang aja, tinggal kasih duit kelar urusanya" jawab arina

"Gw nga bawa duit banyak," jawab gw seadanya

"gw bawa..."

"wah asik donk, kayaknya hari ini bakal ada yang nraktir makan nih"

"harusnya tuh cowo yang nraktir cewe makan"

"undang undang tahun berapa tuh"

"tahun 2007 ini juga, baru aja dibuat"

"yang buat siapa"

"gw..."

"kalo gw melanggar sanksinya apa"

"jadi pacar gw... Hahaha"

"ngarep"

"iya iyaa ntar gw traktir loe makan, mau makan apa aja boleh, sama
yang jual juga sekalian gw bayarin deh pokoknya"

"stress"





"loh loh... Kok motor gw aneh ya"

"........"

"loe ngrasain ngak sih"

"nga kenapa kenapa kok,"

"iya nga stabil jalanya," gw menepi



"Oooo, pantesan banya bocor rin"

"terus gimana dong? Mana ini jauh dari permukiman lagi, mana ada
tukang tambal ban didekat sini"

"gimana ya... Ya udah kita naikin aja pelan pelan ngapapa rin"

"mau jadi apa ntar velg loe"

"emang loe mau dorong barang 5 sampai 6 kilo dari sini"

"hmm.. Gimana ya, kita balik aja dulu deh cari tukang tambal"

"sama aja jauhnya"

"tapikan jalanya menurun ngapapa"

"ya udah deh yuk"

lalu gw sama arina puter balik,

"bener ngapapa nih dinaikin"

"ngapapa, yang penting jangan orangnya aja yang dinaikin... Wahahaha"

"......." nyubit tangan gw


setengah jam kita mencari tukang tambal ban akhirnya ketemu juga,
ternyata ada paku yang menembus ban motor gw...
Dan parahnya harus diganti karna sobek gara gara kita paksa naikin.

Setelah jadi gw jalan lagi sama arina.

"dik.. Pak tua tukang tambal ban itu kasian ya?"

"iya rin... Anak anaknya kemana ya? Bapak itu sudah terlalu tua untuk bekerja"

"kita itu ternyata sudah beruntung ya dik, mempunyai seseorang yang
selalu menyayangi kita...
Mencukupi kebutuhan kita, cuma kadang kitanya aja yang kurang bersyukur"

"iya rin, kita itu harusnya memandang orang orang yang ada dibawah
kita, bukan diatas kita"



obrolan obrolan arina rasanya membuat waktu menjadi lebih cepat dari biasanya.

Tak terasa sudah sampai dirumah mama.

No comments:

Post a Comment