Novel Adikku Kekasihku Part14

"ohh... saya irfa kak"
menyodorkan tanganya

"dika..." tersenyum,
menjabat tanganya.

"ini winda adiku juga mah"
memegang pundak winda,

"ohh..." kata mamah.. Tersenyum

"kamu kok nga pernah main kesini nak, apa kamu nga kangen sama mama?"
lanjut mama

"dika nga bisa mah... Kemarin kemarin kan dika masih belum berani
pergi jauh pake motor, sekarang aja dika masih belum punya SIM?"
alasan gw sekenanya, gw nga mau bilang kalo papah ngelarang gw.

"Iya tante... Tadi aja sempet dikejar polisi segala, kak dika kalo
naik motor nga bisa pelan tante... Tegur aja tuh?" potong winda

"ohh, biarin aja dek, mau jadi pembalap kali..." sindir mama

"iya iya... Nanti pulangnya pelan deh," ucap gw

"ehh mbak winda, kita main kedalam yuk mbak?" potong irfaa

seakan mengertikan perasaan gw sama mamah, mereka berdua lalu masuk kedalam.

"kamu sekarang kelas berapa nak?" tanya mamah

"kelas dua SMA udah mau kelas tiga nih ma..."

"ohh... Mamah seneng banget kamu main kesini, kamu masih inget sama mamah"

"jangan gitu mah, dika setiap hari selalu inget kok sama mamah.."

"terus bagaimana orang itu?" memandang gw cemas

"mamah tiri aku baik kok orangnya... Mamah tenang aja,"

siang itu kita saling melepaskan rindu, mama menanyai gw banyak hal,
mungkin begitulah perasaan mama sama anaknya ya..

Gw juga lihat lihat rumah gw, tempat lahir gw...
Kamar gw sekarang ditempati irfa,
gw sedih kalau ingat kenangan kenangan gw diwaktu kecil dulu.
Gw sering lari larian sambil disuapin makan dibelakang rumah,
gw sering duduk duduk dibawah pohon depan rumah, tapi sekarang udah nga ada.

Gw sering ketiduran didepan tv,

banyak kenangan gw dirumah ini.

Lalu kemudian kita makan bersama...

Setelah itu gw sama winda pamit pulang...

"mah, dika pulang yaa.. Dika janji akan sering sering ngejenguk mamah..."

"janji ya? Sebentar....." lalu mamah masuk kedalam

"......."

tak lama kemudian mama menghamipi gw dengan membawa amplop,

"ini uang kalo kamu kepingin beli apa apa kamu pakai aja"

"ngak usah ah mah... Disimpen aja buat mamah"

"mama malah kecewa kalo kamu nolak,"

"ya udah deh..." menerimanya

"hati hati ya dijalan...." mengecup kening gw

"iya mah..." memeluk

"sering sering main kesini ya kak" potong irfa

"iya fa... Ya udah dika pulang dulu ya mah... fa...? Jaga diri mama"

"pelan pelan aja naik motornya,"

lalu gw sama winda pulang..

Sore itu sudah mendung,

"mau hujan nih kak? Gimana donk? Kita kan nga bawa jas hujan" tanya winda

"ngapapa nda, ntar kita berteduh aja"

hujan itu akhirnya datang juga...
Gw berteduh disebuah rumah makan, sekalian kita makan lagi.

Sayup sayup lagunya birdy-1901 diputar...
Gw sama winda nyanyi bersama...

Counting all different ideas,
drifting away,

Past and present they don't matter

Now the future's sorted out.

Watch her moving in elliptical patterns

Think it's not what you say
What you say is way too complicated.

For a minute, though, I couldn't tell how to fall out.

It's twenty seconds till the last call,

Callin' hey hey hey hey hey hey

Lie down you know it's easy,

Like we did it through summer long.

And I'll be anything you ask and more,

Going hey, hey, hey, hey,

It's not a miracle we needed,

No I wouldn't let you think so.

Fold it, fold it, fold it, fold it...

Fold it, fold it, fold it, fold it.


Girlfriend, oh your girlfriend's drifting away,

Past and present, 1855-1901.

Watch them built up a material tower
Think it's not gonna stay anyway
I think it's overrated

For a minute, though, I couldn't tell how to fall out.

It's twenty seconds till the last call,

Callin' hey hey hey hey hey hey

Lie down you know it's easy,

Like we did it through summer long.

And I'll be anything you ask and more,

Going hey, hey, hey, hey,

It's not a miracle we needed,

No I wouldn't let you think so.

Fold it, fold it, fold it, fold it...
Fold it, fold it, fold it, fold it.

Winda sangat menikmati lagu itu,

hujan sangat deras, tak kunjung reda...

"gimana nih, nga reda reda ujanya?"

"gw beli jas hujan ya?"

"......." mengangguk

lalu gw keluar mencari cari penjual jas hujan,
gw dapet tapi cuma satu...

"nih nda pake... Kita balik aja sekarang ntar dicariin papa sama mama..."

"satu doang? Lah loe gimana?"

"tinggal itu satu satunya, sudah habis kata penjualnya... Udah pake aja"

"terus loe gimana?"

"udah ngapapa,"

"loe aja yang make, gw kan bonceng ngapapa"

"udah loe aja... Udah pake aja ga usah bawel!"

"ya udah..."

lalu kitapun pulang menerobos dinginy air hujan...
Gw masih keinget sama mamah,
sebenarnya gw masih kangen beliau...
Gw pengen lebih lama lagi bersam a mama..



Akhirnya kita sampai dirumah pukul 6 sore,

"kalian darimana sih?" tanya papa

"dari rumah temen paah..."

"kenapa baru pulang, sampai kehujanan gitu"

"tadinya sih mau nunggu hujanya reda, tapi sampai sore nga reda reda
jadi ya terpaksa hujan hujanan" jawab winda

"ya udah, kalian mandi air anget setelah itu ganti baju...
Dika juga, basah kuyup gitu"

lalu kami mengikuti saran papah...

Malamnya badan gw menggigil,
gw tiduran pake selimut...


"kak dika, gw masuk ya?"
suara winda dari luar

"yaa...."

"nih jahe buat loe"

"makasih... Taruh situ aja"

"loe kenapa, badan loe panas banget" menyentuh dahi gw

"masuk angin kayaknya..."

"gw kerokin gimana?"

"gw nga pernah kerokan,"

"udah santai aja... Gw ambil koinya ya?"

"ngak usah deh nda,"

"udah nurut aja,"

lalu dia pergi dan kembali membawa balsem sama koin,

"mana sini buka baju loe!"

"nga mau"

"udahh tinggal buka aja apa susahnya!"

"......."

"cepetan loe mau ya semaleman sakit perut gara gara masuk angin"

"ya udah deh..."

gw buka baju gw,

"yaampun badan loe panas banget dik"

"......"

"......" mengoleskan balsem ke punggung gw, lalu mulai menggerakan
koin itu naik turun

"aduuh panas nda, pelan pelan napa sih"

"ini udah mau merah loe tahan aja bentar!"

"aduuhh.... Ganti tempat ahh.. Perih,"

"......"

"loe mau ngebunuh gw ya?"

"......"

"loe pake koin apa pake pisau,"

"ini emang koin yang biasa buat ngerok, ujungnya nga tajam kok"

"ya udah... Pelan pelan aja winddaaa! Sakit tau..."

"tanggung udah mau merah"

"loe nga ngrasain sih"

"diem aja napa"

"udah udah ahh... Nga tahan gw,"

"bentar nanggung udah mau selesai!"

"arrggghh...."

"dah... Bentar gw lap dulu"

"......"

"tuh jahenya juga diminum,"

"......."

"......"

"ehhh buseet loe kentut ya! Bau banget!"

"enggak, gw nga bau apa apa"

"iya elo yang kentut" memukul gw pake bantal

"iya iya gw ngaku!! Ampun ampun"

"dasar ngak sopan" terus memukul mukulkan bantal ke gw

"gw kan lagi masuk ang....." gw terjatuh,

winda menindih tubuh gw...
Mata kita saling bertemu,

"....."

"....."

"dasar ngak sopan" masih menatap gw

"biarin, loe kan tau gw lagi masuk angin"

"....."
lalu dia bangun,

"gw mau kentut lagi nih"

"tunggu tunggu! Gw mau keluar dulu,"

lalu dia lari keluar

gw cuma cengar cengir aja liat tingkahnya

"winda cantik juga ya... Eh gw mikir apa'an sih" pikir gw

No comments:

Post a Comment