Novel Adikku Kekasihku Part11

"Dikaaa!!! Gw dibelakang sekolahh!!!"

tut tut tutt

hah, kenapa ini kok malem malem gini dibelakang sekolah,

gw curiga...
Langsung gw tancap gas kebelakang sekolah,


gw terkejut,



waktu itu gw lihat winda yang nyaris tanpa busana...

Dikelilingi 3 anak cowo,
ada anton juga disana...

Mereka mabuk, terlihat dari tangan mereka yang memegang botol minuman,



"WOIII!!!! AN*INGGG!!!"
gw berlari kearah mereka

langsung saja gw tonjok si anton dari belakang,
dia tergampar

lalu gw tonjok yang lainya dengan sekuat tenaga gw,

setelah terjatuh gw tendang mereka...




"DUGG"



Ada sesuatu yang sangat menyakitkan dibelakang kepala gw,

gw lihat ternyata si anton yang memukul kepala gw dengan botol yang
ada ditanganya...

Gw bales,
gw ambil kayu dan gw pukul pukulin kemereka.

Dan akhirnya mereka kabur,
gw lihat winda menunduk dengan suara menangis tersedu,

"Baju loe dimana..."

"dibawa kabur"

"........"

lalu gw pakaikan celana dan jaket gw ke winda,
(gw pake celana pendek)

kemudian dia memeluk gw,
"maa... Maa afin gw dik" menggosokan pipinya didada gw,

"......." gw diem
hampir 10 menitan winda menangis dalam pelukan gw...

"loe ngapapa"

"......." menggeleng

"apa loe..."
gw nga jadi bertanya
lalu dia menatap gw, seakan akan tatapanya memberi isarat bahwa dia
tidak apa apa.

"gw belum kena kok..."
jawabnya pelan

"sukurlah..."

"maafin gw... gw yang salah..."

"udah ngapapa, ayo pulang?"

"......" melepaskan pelukanya,
sampai dirumah, ternyata arina masih terjaga...

Dia menunggu kita didepan,

"udah ketemu dik" tanya arina

"udah..." jawab gw

"lo kemana aja sih nda?"

"......"
winda tidak berani bicara waktu itu,


dibawah cahaya lampu,




"dikaa... Ini apa?" arina lalu menyentuh punggung gw,


"......."



"darah..." lanjut arina
gw pegang kepala gw yang dari tadi memang terasa berat,



ternyata darah mengalir deras dibelakang kepala gw,


"darah..." melihat tangan gw

rasanya kepala gw lama lama berat... Semakin berat....

"Bruk..."


"Dikaaaaa!"
"Dikaaa!"

jeritan jeritan mereka tak bisa gw jawab,

perlahan semuanya semakin redup...

Cahaya lampu itu semakin menghilang...




Gw buka mata gw,


gw lihat ada cahaya yang sangat terang tepat didepan mata gw,
kemudian cahaya itu padam.

Gw lihat sekelompok orang mengenakan masker,
mondar mandir dihadapan gw...

Kemudian salah satu dari mereka sepertinya ada yang mengatakan sesuatu,

tapi gw ngak bisa mendengarnya...

Tubuh gw seperti diguncang,
lalu perlahan mata gw tertutup kembali,






"TIK...TIK....TIK...."
gw lihat sebuah kotak berbunyi disebelah gw,

ada jarum juga yang menancap ditangan gw....


"Gw dimana"


gw lihat winda sudah tertidur disamping gw,
ada juga papa dan mama yang tidur dibawah...

Lalu gw bangun,
kepala gw rasanya berat banget...
winda juga terbangun,



"kak dikaa...."
dia langsung memeluk gw...
Memeluk gw dengan hangat,
dia menangis...

Disusul papa dan mama yang juga terbangun, mereka langsung
menghampiri gw...

"dika... Ini mamah nak"
mama juga langsung memeluk gw, mencium gw..
mereka bertiga menangis...

"aku dimana?"

"kamu dirumah sakit..." kata ayah

"maafin gw kak... Gara gara gw loe jadi seperti ini"
baju gw basah dengan airmata,

"loe ngapapa kan nda" gw tersenyum

"ngapapa..."

"kamu lapar ya?" tanya mama
gw mengangguk, memang perut gw rasanya laper banget...

Lalu mama keluar, dan masuk dengan semangkuk bubur...

"winda.. Sudah nangisnya biarkan kakak kamu makan dulu"

"......." melepaskan pelukanya

"tuh kan, bajunya dika jadi basah"
kata mama

"ya udah, nanti biar papa cari suster buat ganti bajunya dika"
potong papa

lalu gw disuapin bubur,
(entah buburnya yang tawar atau lidah gw mati rasa, bubur itu rasanya
bener bener ngak enak)








pagi sudah tiba.
"paah, winda hari ini absen lagi ya"

"kan sudah tiga hari kamu absen" kata papa

"ngapapa pah, lagian winda baru kelas satu, winda mau nemenin kak dika
aja disini"

"hmm... Ya sudah, tapi hari ini aja ya"

"iyaa..."

"ya sudah berhubung kamu mau nemenin dika papa sama mama mau pulang
dulu ngambil baju..."

"ohh, ya udah" tersenyum
papa sama mama pulang,

"ndaa..." gw memanggil winda

"iya kak,"

"emang gw udah disini berapa hari?"

"tiga hari kak"

"ohh..." (dia manggil gw kakak sekarang)

"dan selama 3 hari itu loe koma, semua itu gara gara gw kak... Gw ngak
ngedengerin apa kata loe..."

"sudahlah.... Jangan dibahas lagi, yang penting loe selamet... Itu
sudah cukup buat gw"

"makasih ya kak..."

"......." tersenyum

"gw boleh peluk loe ngak"

"hemm... Kenapa? Loe kangen yaaa" tanya gw merayunya

"enggak!"

"ya udah sini gw peluk"
lalu kita berpelukan kaya telettubies,

"makasih ya kak..." dia mencium gw.

"........"

"........" menatap gw,

"........"

"........"

"loe belum cuci muka yaa"

"kenapa?"

"tuh iler loe masih ada"

"biarin"

"jelek..."

"ngapapa..."

"mmuach" gw mencium keningnya,

"ihhh... Geli tau"

"udah sono loe beli makanan, loe laper kan? Gw juga bosen makan bubur
rumah sakit..."

"hmm, kakak mau makan apa"

"yang pedes..."

"ngak boleh, kata dokternya tadi nga boleh makan yang pedes atau yang asem dulu"

"halahh... Ya udah pesenin nasi goreng yang ngak pedes"

"okeyy... Siap"

No comments:

Post a Comment