Novel Adikku Kekasihku Part12

"ya udah... pesenin nasi goreng yang ngak pedes..."

"okey...siap"
lalu dia keluar,

"Dikaa... loe udah sadar"
tak lama kemudian gw liat Arina diluar dari jendela,

"Hi rin, gw udah baik kok..."

"Loe sendirian? pada kemana"
mengusap matanya

"papah sama mamah lagi pulang ambil baju, winda lagi beli sarapan, oh
iya loe ngak sekolah?"

"enggak" menangis pelan,

"hei, kenapa kok nangis?"

"enggak kok... mata gw kelilipan,"

"ohh..."

"......."

"tuh kan elo nangis"

"enggak..."
"gw takut..." dia memegang tangan gw

"gw kan udah ngapapa rin?"

"kemaren itu gw takut banget..." nangisnya semakin menjadi

"........"

"gw takut loe kenapa-napa"

"tapi gw ngapapa kan?"

"loe tuh ya, nga pernah ngertiin bagaimana perasaan gw! perasaan
winda! perasaan semua orang!"

".........."

"semua orang cemas sama loe dik!" lanjutnya

"......."

"lo.... loe kemarin koma, dokter juga ngak ngerti loe masih bisa
selamet atau enggak!"

"........"


arina menangis lamaa banget,
gw liat, winda sudah datang dengan nasi gorengnya.

"loe udah dateng rin?" sapa winda

"ehh, iya nda" mengusap air matanya.

"biarin kak dika makan dulu ya?"

"......" beralih duduk dikursi penunggu,


Tok tok...
"permisi... diperiksa dulu ya mas dika?"
seorang perawat menghampiri kami,


"Loh, lagi sarapan apa nih?"
tanya perawat itu

"nasi goreng mbak?" jawab winda

"jangan diberi makan dari luar dulu! nanti kalau berkontradiksi dengan
obatnya gimana?" tegur perawat itu

"ohh... ya udah maaf ya" winda terlihat kecewa

"permisi ya mas dika..."
menempelkan sebuah alat kedada gw,

"iya..." gw tersenyum


"......" menepuk perut gw

"......"

"suka minum jahe ya?"

"eh kok tau?"

"hemm, bagus itu..."

kemudian perawat itupun pergi,

"rin, udah sarapan belom?"
tanya winda

"......." menggeleng

"ya udah nih buat loe?" memberikan sebungkus nasi goreng itu ke arina

"makasih..."

"terus gw mana?" tanya gw ke winda

"kan ngak boleh kak?"

"hiss, perawatnya kan udah pergi"

"pokoknya nga boleh"

"hikz.. sesuap aja?"

"enggak!"

"rin... minta donk?"

"enggak boleh ya dika, ntar kalo berkontradiksi dengan obatnya gimana"
sambil memperagakan perawat tadi


"hahahhaha...." tawa winda

"hikz... masa kalian tega gw makan bubur tawar rumah sakit?"

"uhuk..." winda tersedak


"sukurin!!! sukuriiin!!!!! loe pelit sih"

"ewmmemm..." meminum segelas air

"pelan pelan windaa..." lanjut arina

"hah.. host... host..." winda
akhirnya hidangan gw datang juga,

"Permisi, ini sarapannya yaa"
winda dan arina tersenyum, kecuali gw!

"tuh hidangan spesial loe dateng dik, buset piringnya aja besi,
hahaha" ejek arina

"benda mengerikan apa itu" lanjut gw

"udah bercandanya, nih gw suapin ya kak?" tawar winda

"ehh itu makanan..."

"Aaak!"

"Emmm"

"Ayo buka mulutnya!"

"enggak,"

"Ayooo!"

"hikz.."

"cepetan,"

"eng...."


sendok itu langsung dimasukin kemulut gw waktu gw mau ngomong...
gw kunyah pelan... pelan banget... lalu gw telen!


"Ayo lagi?"

"emmm" menggeleng

"mau sembuh ngak?"

"ya mau lah.."

"makanya makan aja,"

"boleh ntar aja ngak?"

"ngak!"

"hikz.... hikz..."

"......"

"gw makan sendiri aja?"

"ngak bisa"

"tapi kan gw ngak laper?" pake ekspresi melankolis

"udah jangan pasang muka sedih, ayo donk sesuap aja?"

"ya udah... Aaak!"
gw telen tuh bubur RS,

"lagi..."

"katanya sesuap?"

"sesuap lagi!"

"udah..."



"abisin ya kakak, nih tinggal sedikit kok"

"aduuh,"

"ntar emangnya mau kalo dimarahin perawat lagi?"

"coba mana gw liat tinggal seberapa?"

"nga boleh"

"tuh tuh, masih banyak tuuh"

"udah nda, biar gw aja yang suapin..." arina memotong

"ohh... nih" winda memberikan benda mengerikan itu ke arina,

"ya udah gw mau kekamar kecil dulu ya rin" kata winda

"......." arina tersenyum,

"gw ngak mau makan itu lagi riin, hikz hikz..."

"ayo buka mulutnya,"

"eh baju loe bagus banget, beli dimana loe rin... Kayaknya mahal deh?"

"sesuap aja?"

"tapi sayang warnanya terlalu terang... Coba aja loe pilih yang
waranya agak gelap, pasti tambah bagus tuh?"

"nih enak kok, gw aja doyan" mencicipi bubur gw

"btw gw kok gerah ya?"

"ayo dimakan..."

"ehh papa sama mamah kok udah balik ya, kan jatahny....."

"emmmuach"
tiba tiba saja arina mencium gw, seketika gw terkejut.

"....." menyodorkan sesuap bubur ke gw
lalu gw pun nurut memakan bubur itu,
hingga habis.

gw nelpon mereka" meletakan piring itu kemeja,

"......"

"dan gw juga udah ngelaporin si anton dan komplotanya kePolisi"

"ohh.." jawab gw singkat,

"ehh tapi papa sama mama gw apa udah tau semua yang terjadi pada gw"

"ohh, itu gw udah ngomong, winda dihajar habis habisan sama mama loe
waktu itu, dia ketakutan...
dia merasa bersalah banget sama loe dik"

"hmm..."

"gw sempet marah juga sih malem itu sama winda, gw panik banget,
takut, semua perasaan gw campur aduk jadi satu dik" lanjut arina

"udah jangan mulai lagi deh... sekarang yang penting gw udah sadar, gw
udah hampir sehat, gw juga udah eneg sama bubur rumah sakit, pokoknya
gw udah pengen keluar dari sini"

"eneg eneg, loe abisin juga tuh bubur"

"itu kan gara gara elo, yang tiba tiba nyium gw... ya gw terkejut
lah.." cecar gw

"ohhh... Ya daripada susah susah bujuk loe makan, gw cium aja"

"winda kok lama amat ya?"

"nga tau tuh,"




pagi itu, gw terhibur banget dengan adanya arina dan winda yang terus
terusan ngajakin bercanda

No comments:

Post a Comment