Chapter 2 Si Cewe Penakut

Pukul 7 malam, saatnya rencana jahat gw dijalankan buat membalas
kelakuan dia ke gw selama ini...
Gw liat diruang tengah dia nggak ada, biasanya jam jam segini dia
masih duduk dengan cemilan ditanganya sembari menonton acara televisi
kesukaanya, langsung gw mencari ke kamarnya..


"Ndaa, lagi ngapain loe" teriak gw memanggil winda dari luar kamar

"apaa??"

"coba tebak gw punya apa!" gw mencoba mencairkan suasana

"..........."

"gw punya film horror terbaru lho? Gw juga beli 2 bungkus bakso pak
min barusan... Loe mau nggak" rayu gw mendekatkan wajah gw di depan
pintunya

Bakso pak min adalah bakso keliling yang masih menggunakan gerobak,
bakso inilah yang paling terkenal disini...
Biasanya pak min suka berhenti di depan rumah dan mengetuk mangkuk
dengan sendok hingga berbunyi "ting...ting..ting" tanda panggilan
untuk winda, karna sudah menjadi langganan winda.
Bakso pak min terbilang murah, dengan rasanya yang enak...
Tidak seperti bakso yang lainya,
kebanyakan campuran dagingnya lebih sedikit.

"hem" jawabnya singkat

tak lama kemudian dia keluar juga,

"yuk" ajak gw senyum


sampai di dapur gw ambil mangkuk dan sendok serta bungkusan plastik
berisi bakso yang barusan gw beli, lalu gw bawa ke ruang tengah...



Dvd sudah dinyalakan, entah kenapa bakso yang gw makan rasanya pedes banget!
"Perasaan tadi gw nggak masukin sambel deh..." pikir gw

"ndaa... Punya loe pedes nggak"
tanya gw ke winda

"enggak" jawab winda sambil memasukan butir bakso itu kedalam mulutnya

"tadi loe masukin sambel kan" tanya gw

"........." winda mengangguk

"berarti ini punya lo, perasaan tadi punya gw nggak sepedes ini"
protes gw sambil meletakan baksonya di meja

"iya ya? Perasaan punya gw juga nggak semanis ini, kebanyakan kecap
ini mah" jawab winda yang juga meletakan mangkuknya ke meja

"dih... Elo sih main makan aja nggak tanya tanya" cecar gw mengambil
bakso punya gw

"hehe... Maap? Tadi sewaktu loe nyalain filmnya gw ambil minum dulu,
terus gw main ambil aja baksonya dimeja" jelasnya, tersenyum

Suasana malam ini hangat, jarang sekali winda tersenyum..
Atau mungkin hanya karna dia malu saja gara gara salah ngambil bakso gw.

"lho, bakso gw mana? Kok tinggal 2 doang?" protes gw setelah beberapa
kali mencari bakso pake sendok

"loe nuduh gw," kata winda

kembali gw mengingat ingat, rasanya gw baru makan 2 butir deh tadi
"tadikan gw baru makan 2,"

"pak min salah jual kali tuh" winda beralasan sambil menonton filmnya
tanpa menoleh kearah gw

"ihh winda, ya udah nih gw kembaliin lagi" gw memberikan mangkuk yang
isinya tinggal mie sama kuahnya doang

"nggak bisa yaa" jawab winda dengan ekspresi wajah seperti anak kecil
sambil menjauhkan bakso yang sedang dimakanya dari gw.

"hisssss, curang loe ahh... Ntar kalo gw beli lagi loe nggak usah
minta yaa" ancam gw sambil menghabiskan bakso yang tersisa

"nggak akan, gw bisa beli sendiri"

".........."


setelah makan lalu gw terusin nonton filmnya ditemani setoples
ceriping singkong pedes yang winda beli kemaren.

Antara lucu dan serem melihat winda yang mendadak menutup matanya
ketika si Ghost menampakan wujudnya,
rencana gw sedang berjalan...
Dia terlihat ketakutan hingga duduknya mendekat ke gw.
benar kata penjual DVD itu, filmnya bener bener serem!

Saat musik mencekam
Seorang pria sedang berjalan menyusuri tiap ruang dalam sebuah
bangunan tua, tiba tiba pria itu mencium bau amis, dan lama lama bau
itu semakin kuat,,,
terpaan angin yang dingin membuat bulu kuduk berdiri,
dari kejauhan terdengar suara gemerincing...
Disertai suara tawa seorang perempuan yang mengangkang,
suara itu semakin mendekat...
Dan pria itu terkejut setelah membuka sebuah pintu kamar dan menemukan
ada seorang wanita bermata tajam duduk diatas lemari, rambutnya
tergerai panjang, mengenakan kain putih kotor, lusuh, kusut...
Tanganya memegang rantai, lalu wanita itu tersenyum...
Namun senyumanya terlihat sangat datar!

Tiba tiba saja winda memeluk gw, menenggelamkan wajahnya didada gw...

Dan saat musik kembali tenang winda melepaskan pelukanya...
Suasananya menjadi sedikit canggung sekarang, gw berusaha fokus ke film...



Akhirnya film itu selesai
terlihat ekspresi takut masih menyelimuti diri winda,
biasanya sih kalo nonton gini dia bisa merasa tenang karna ada orang
tua dirumah,
bagaimana sekarang..
Nggak ada siapa siapa dirumah selain gw kakak yang selalu dibencinya.

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, gw pergi meninggalkan winda yang
masih terduduk di ruang tengah

"Mau kemana loe?" winda melirik gw dengan sinis dibalik kacamata kecilnya

"tidur" jawab gw singkat sembari melangkahkan kaki menuju kamar gw

"ehh tunggu..." sahut winda dengan terburu buru mematikan televisi
lalu berjalan kearah yang sama

"Klik"
suara pintu kamar yang gw tutup

ahh akhirnya gw bisa rebahan juga,
biar gw tebak! Akan ada yang nggak bisa tidur malem ini...
Gw ketawa sendiri membayangkan wajahnya yang ketakutan,

Dan tebakan gw bener!
Sekitar pukul 11 malem winda ngetok ngetok pintu kamar gw...

"Diik... Dikaaa... Loe udah tidur belom" winda mengetuk pintu kamar
gw, suaranya terdengar serak... Mungkin dia sudah sangat ketakutan,

"........." gw cuma diem masih sembunyi dibalik selimut tanpa menghiraukanya

"dikaaaa...."

".........."

lama gw terdiam, hingga akhirnya gw mendengar suara pintu kamar gw
yang terbuka...

Winda mengguncang tubuh gw,
"dikkaaaa, banguuuun!!!"

kali ini tepat dia berteriak ditelinga gw sampai berdenging.
Sontak gw kaget

"apa'an sih ndaa, jam berapa nih.. Bukanya tidur malah gangguin orang"
protes gw menutup lubang telinga gw

"terserah gw! Inikan rumah gw" jawab winda

"tapi loe kan nggak.... Ahh sudahlah... Loe mau apa" tanya gw

"gw mau tidur disini" jawabnya

"loe kan punya kamar sendiri"

"............" naik keranjang gw

"terus gw tidur dimana donk?"

"tidur dibawah!" jawabnya singkat sambil menarik selimut menutupi badanya

"..........."

kalo udah gini gw cuma bisa ngalah,
gw gelar karpet, dan mengambil guling, dan setelah semua persiapan
tidur gw lengkap..

Ge beranjak mematikan lampu kamar gw...

"Jangan dimati'in!!!" teriak winda

"Eeee buset, gw kira loe udah ngorok! Gw nggak bisa tidur kalo ada
cahaya" kata gw terkejut

"itu derita loe, pokoknya awas kalo loe berani mati'in lampunya!"
ancam winda bangun dari posisi tidurnya

"ya udah deh" gw mengurungkan niat gw lalu pergi tidur,

"Apa loe masih tegang?" tanya gw melihat winda yang dari tadi gusar

".........."

".........."

"ini semua gara gara loe tau nggak!" tutur winda

"kok gw?"

"tau ahh"


hah... Ada rasa kasihan, dan ada rasa kemenangan setelah gw bisa
membalas perbuatan winda selama ini,
seorang rakyat jelata juga bisa melakukan sesuatu untuk sang putri kerajaan...

No comments:

Post a Comment